Gambar Tindakan Pemasangan WSD, Sumber: perawatsamarinda.blogspot.com |
PENGERTIAN WSD (WATER SEAL DRAINAGE)
Water Seal Drainage ( WSD ) merupakan suatu intervensi yang
penting untuk memperbaiki pertukaran gas dan pernapasan pada periode pasca
operatif yang dilakukan pada daerah thorax khususnya pada masalah paru-paru.
WSD adalah suatu
tindakan invansif yang dilakukan dengan memasukan suatu kateter/ selang kedalam
rongga pleura ,rongga thorax,mediastinum dengan maksud untuk mengeluarkan
udara, cairan termasuk darah dan pus dari rongga tersebut agar mampu mengembang
atau ekspansi secara normal.
Perbedaan tindakan WSD
dengan tindakan punksi atau thorakosintesis adalah pemasangan kateter / selang
pada WSD berlangsung lebih lama dan dihubungkan dengan suatu botol penampung.
Macam-Macam metode
dari WSD :
Sistem WSD Botol Tunggal
Sistem ini terdiri
dari satu botol dengan penutup segel. Penutup mempunyai dua lubang, satu untuk
ventilasi udara dan lubang yang lain memungkinkan selang masuk kedalam botol.
Keuntungan :
· Penyusunan sederhana
· Memudahkan untuk mobilisasi
pasien
Kerugian :
· Saat melakukan
drainage, perlu kekuatan yang lebih besar dari ekspansi dada untuk
mengeluarkan
cairan / udara
· Untuk terjadinya
aliran kebotol, tekanan pleura harus lebih tinggi dari tekanan dalam
botol
· Kesulitan untuk
mendrainage udara dan cairan secara bersamaan.
Sistem WSD Dua Botol
Pada sistem dua botol,
botol pertama adalah sebagai botol penampung dan yang kedua bekerja sebagai
water seal. Pada sistem dua botol, penghisapan dapat dilakukan pada segel botol
dalam air dengan menghubungkannya ke ventilasi udara.
Keuntungan :
· Mampu mempertahankan
water seal pada tingkat yang konstan
· Memungkinkan observasi
dan tingkat pengukuran jumlah drainage yang keluar dengan
baik
· Udara maupun cairan
dapat terdrainage secara bersama-sama .
Kerugian :
· Untuk terjadinya
aliran, tekanan pleura harus lebih tinggi dari tekanan botol
· Mempunyai batas
kelebihan kapasitas aliran udara sehingga dapat terjadi kebocoran
udara.
Sistem WSD Tiga Botol
Pada sistem tiga
botol, sistem dua botol ditambah dengan satu botol lagi yang berfungsi untuk
mengatur / mengontrol jumlah drainage dan dihubungkan dengan suction. Pada
sistem ini yang terpenting adalah kedalaman selang dibawah air pada botol
ketiga. Jumlah penghisap didinding yang diberikan botol ketiga harus cukup
untuk menciptakan putaran-putaran lembut gelembung dalam botol. Gelembung
yang kasar menyebabkan kehilangan air, mengubah tekanan penghisap dan
meningkatkan tingkat kebisingan .
Keuntungan :
· Sistem paling aman
untuk mengatur penghisapan
Kerugian :
· Perakitan lebih
kompleks sehingga lebih mudah terjadi kesalahan pada pada perakitan
dan
pemeliharaan
· Sulit untuk digunakan
jika pasien ingin melakukan mobilisasi
Sistem WSD sekali pakai / disposable
Jenis-jenisnya :
Pompa penghisap
Pleural Emerson
Merupakan pompa
penghisap yang umum digunakan sebagai pengganti penghisap di dinding. Pompa
Penghisap Emerson ini dapat dirangkai menggunakan sistem dua atau tiga botol.
Keuntungan :
· Plastik dan tidak
mudah pecah
Kerugian :
· Mahal
· Kehilangan water seal
dan keakuratan pengukuran drainage bila unit terbalik.
Fluther valve
Keuntungan :
· Ideal untuk transport
karena segel air dipertahankan bila unit terbalik
· Kurang satu ruang
untuk mengisi
· Tidak ada masalah
dengan penguapan air
· Penurunan kadar
kebisingan
Kerugian :
· Mahal
· Katup berkipas tidak
memberikan informasi visual pada tekanan intra pleural karena
tidak
adanya fluktuasi air pada ruang water seal.
Calibrated spring
mechanism
Keuntungan :
· Mampu mengatasi volume
yang besar
Kerugian
· Mahal
PERSIAPAN ALAT
PROSEDUR TINDAKAN PEMASANGAN WSD
a. Kasa steril
b. Sarung tangan steril
dan masker
c. Motor suction
d. Duk steril
e. Sumber cahaya
f. Sedative ( jika
siperlukan )
g. Lidokain 1 % tanpa
epinephrine ( 20 ml )
h. Spuit ukuran 10 ml
dengan needle no 18 dan 23
i. Tube / selang WSD no
28 atau 36 french ( untuk dewasa ) steril
j. Sistem drainage dan
penyedot/suction ( pompa emerson )
k. Botol penampung
berisis cairan antiseptic ( jumlah botol tergantung dengan sistem WSD
yang
akan dipakai )
l. Tabung oksigen dan
kanul oksigen
m. mata pisau scalpel dan
tangkainya no 10 dan no 11
n. Naalpocdes,Klem,duk
berlubang steril.
o. Trocart
p. Klem mosquito 6 buah
q. Klem Kelly bengkok
yang besar
r. Gunting jaringan 2
buah
s. Gunting jahitan 2 buah
t. Gunting diseksi
bengkok metsenbaum 2 buah
u. Forsep jaringan dengan
dan tanpa gigi 2 buah
v. Plester / hipavik
w. Benang jahitan
1) no 2-0, 30 silk jarum
kulit ( cutting needle )
2) no 2-0, 30 silk dengan
jarum jaringan ( taxen needle)
x. bengkok / tempat
sampah
y. gunting plester dan
betadine
PERSIAPAN LINGKUNGAN
DAN PERSIAPAN KLIEN
Persiapan lingkungan
a. Selalu menjaga privacy
klien
b. Atur pencahayaan
ruangan dan sirkulasi udara tempat tindakan
c. Ciptakan suasana
lingkungan yang bersih,nyaman dan tenang
PERSIAPAN PASIEN
a. Beritahu
klien tentang tujuan tindakan dan prosedur tindakan pemasangan WSD
b. Posisikan pasien
pada posisi supinasi / fowler tergantung pada tempat yang akan diinsisi
untuk
pemasangan WSD
PROSEDUR KERJA
PEMASANGAN WSD
a. Kaji airway,breathing
dan circulation klien
b. Lakukan tindakan untuk
melindungi airway,dengan membebaskan jalan napas
c. Lakukan tindakan
pemasangan O2 sesuai yang dibutuhkan’
d. Pasang intravena line
untuk menjaga sirkulasi
e. Kaji klien terhadap
kemungkinan adanya cidera pada dada seperti adanya :
1) Memar pada dada /
abdomen
2) Tanda luka dalam atau
luar
3) Kesimetrisan dan
bentuk dada
4) Menggunakan otot Bantu
napas
5) Retraksi dada
6) Suara napas.ada
tidaknya Hipersonor
7) Adanya nyeri
8) Adanya emphysema subcutan
f. Kaji adanya
tanda-tanda komplikasi pernapasan
g. Periksa nilai Analisa
gas darah ( AGD )
h. Hadirkan ahli terapi
pernapasan jika diperlukan
i. Kaji apakah klien ada
allergi dengan obat-obatan atau betadine
j. Jelaskan prosedur
tindakan kepada klien dan keluarga
k. Posisikan klien dengan
posisi fowler atau supinasi atau miring dengan sisi yang sehat
mengarah
ketempat tidur dan posisi tangan diangkat keatas kepala.
l. Tentukan lokasi insisi
tempat pemasangan selang,cuci tangan.
1. Apikal
·
Letak selang pada intercosta III midclavicula
·
Dimasukan secara anterolateral
·
Fungsi : Untuk mengeluarkan udara dari rongga
pleura
2. Basal
·
Letak selang pada intercosta V-VI atau
intercosta VIII-IX midaksilaler
·
Fungsi : Untuk mengeluarkan cairan dan rongga
pleura
m. Lakukan tindakan
asepsis dan anti sepsis pada daerah pemasangan WSD dengan betadine
n. Berikan anastesi local
dengan lidokain 1 % tanpa epineprin 20 ml
o. Lakukan sayatan/
insisi pada kulit yang telah ditentukan sampai batas subcutis
p. Buatlah
terowongan/lubang dengan spuit 110 ml diatas tepi iga/intercosta sampai
menembus
pleura,dengan tanda cairan akan menyemprot keluar
q. Masukkan selang
berukuran 28-36 french untuk mengeluarkan darah / nanah. Bila
mengeluarkan
udara maka ukuran selang akan lebih kecil
r. Hubungkan selang WSD
dengan sistem botol yang sudah diberi cairan antiseptik
sebanyak
± 20 cm
s. Lakukan penjahitan
atau heating pada tempat insisi dan lakukan disinfeksi dengan
betadin,fiksasi
selang kekulit dengan kasa steril kemudian plester.
t. Rapikan klien dan
rapikan alat-alat
u. Cuci tangan dengan
teknik aseptic.
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
a. Kaji vital sign klien
selama pemasangan WSD
b. Gunakan selang
berbahan karet dan harus tertutup dari kemungkinan masuknya udara
luar.
c. Botol tidak boleh
ditempatkan lebih tinggi dari tempat pemasangan selang kecuali pada
keaadan
diklem
d. Selang hanya boleh
diklem dalam waktu beberapa menit untuk mencegah terjadinya
tekanan
positif pada rongga pleura
e. Pemasangan dilakukan
dengan teknik steril
f. Lakukan
pendokumentasian yang meliputi waktu pemasangan WSD, jumlah cairan yang
dilkeluarkan,
warna dan respon klien terhadap pemasangan WSD.
PERAWATAN WSD
a. Mengisi bilik water
seal dengan air steril sampai batas ketinggian yang sama dengan 2 cm
H2O
b. Jika digunakan
penghisap,isi bilik control penghisap dengan air steril sampai ketinggian
20
cm atau aesui yang diharuskan
c. Pastikan bahwa selang
tidak terlipat,menggulung atau mengganggu gerakan klien
d. Berikan dorongan klien
untuk mencari posisi yang nyaman dan pastikan selang tidak
tertindih.
e. Lakukan latihan
rentang gerak untuk lengan dan bahu dari sisi yang sakit beberapa kali
sehari
f. Dengan perlahan pijat
selang,pastikan adanya fluktuasi dari ketinggian cairan dalam bilik
WSD
yang menandakan aliran masih lancer.
g. Amati adanya kebocoran
terhadap udara dalam sistem drainage sesuai yang diindikasikan
oleh
gelembung konstan dalam bilik WSD
h. Observasi dan laporkan
adanya pernapasan cepat,dangkal,sianosis, adanya emfisema
subcutan,
gejala-gejala hemoragi,dan perubahan yang signifikan pada tanda-tanda vital
i. Anjurkan klien
mengambil napas dalam dan batuk pada interval yang teratur dan efektif
j. Jika klien harus
dipindahkan kearea lain,letakkan botol dibawah ketinggian dada.
Jika
selang
terlepas,gunting ujung yang terkontaminasi dari selang dada dan selang.Pasang
konektor
steril dalam selang dada dan selang ,sambungkan kembali kesistem drainage.
JANGAN
mengklem WSD selama memindahkan klien.
k. Ganti botol WSD setiap
tiga hari atau bila sudah penuh,catat jumlah cairan yang dibuang.
Cara mengganti Botol
:
- Siapkan set baru.Botol
yang berisi aquabides ditambahkan dengan disinfektan
- Selang WSD diklem dulu
- Ganti botol WSD dan
lepaskan klem
- Amati adanya undulasi
dalam selang WSD
PELEPASAN DAN INDIKASI PELEPASAN SELANG WSD
Pelepasan Selang WSD :
a. Instruksikan klien
untuk melakukan maneuver valsava dengan lambat dan bernapas
dengan
tenang
b. Selang dada diklem dan
dengan cepat dilepas
c. Secara
bersamaan,pasangkan balutan kecil kedap udara dengan penutup kasa
dan
difiksasi
dengan plaster adesif/tahan air.
Indikasi Pelepasan Selang WSD :
a. Paru-paru sudah
reekspansi yang ditandai dengan :
- Tidak ada undulasi,
namun perlu hati-hati karena tidak adanya undulasi juga salah
satu
tanda yang menyatakan kondisi motor suction tidak jalan, selang tersumbat /
terlipat
atau paru memang sudah benar-benar mengembang.
- Tidak ada cairan
keluar
- Tidak ada gelembung
udara yang keluar
- Tidak ada kesulitan
bernapas
- Dari foto rontgent
menunjukan tidak ada cairan atau udara
b. Selang WSD tersumbat
dan tidak dapat diatasi dengan spooling atau pengurutan pada
selang.
KOMPLIKASI PEMASANGAN WSD
a. Perdarahan intercosta
b. Empisema
c. Kerusakan pada saraf
interkosta, vena, arteri
d. Pneumothoraks kambuhan.
INDIKASI , TUJUAN DAN
LOKASI PEMASANGAN WSD
Indikasi dari Pemasangan WSD:
1. Pneumothoraks yang disebabkan oleh
:
- Spontan > 20 %
karena rupture bleb
- Luka tusuk tembus
- Klem dada yang terlalu
lama
- Kerusakan selang dada
pada sistem drainage
2. Hemothoraks
yang disebabkan oleh :
- robekan pleura
- kelebihan antikoagulan
- pasca bedah thoraks
3. Empyema
disebabkan oleh :
- Penyakit paru serius
- Kondisi inflamasi
4. Bedah paru karena :
- Ruptur pleura sehingga
udara dapat masuk kedalam rongga pleura
- Reseksi segmental.
Misalnya : pada tumor paru , TBC
- Lobectomy. Missal :
pada tumor paru, abses, TBC
- Pneumektomi.
5. Efusi pleura yang
disebabkan oleh :
- Post operasi jantung
Tujuan Pemasangan WSD
1. Memungkinkan cairan (
darah, pus, efusi pleura ) keluar dari rongga pleura
2. Memungkinkan udara
keluar dari rongga pleura
3. Mencegah udara masuk
kembali ke rongga pleura ( reflux drainage) yang dapat
menyebabkan
pneumotoraks
4. Mempertahankan agar
paru tetap mengembang dengan jalan mempertahankan tekanan
negatif
pada intra pleura.
Lokasi Pemasangan WSD
1) Apikal
- Letak selang pada
intercosta III midclavicula
- Dimasukan secara
anterolateral
- Fungsi : Untuk
mengeluarkan udara dari rongga pleura
2) Basal
- Letak selang pada
intercosta V-VI atau intercosta VIII-IX midaksilaler
- Fungsi : Untuk
mengeluarkan cairan dan rongga pleura
KONSEP FISIOLOGI TINDAKAN
WSD TERHADAP TUBUH
Paru-paru disokong dalam rongga dada oleh tekanan negative. Tekanan negative ini
dibuat oleh dua kekuatan yang berlawanan. Pertama kecenderungan dinding dada
untuk mengembang kedepan dan belakang. Kedua adalah kecenderungan jaringan
alveolar elastis untuk berkontraksi.
Analogi adalah dua
lapisan mikroskopik yang saling mengikat tetesan air yang terletak diantaranya.
Kedua lapisan tersebut
adalah lapisan visceral dan lapisan pleural parietal. Tetesan air adalah cairan
pleura.
Sesuai analogi lapisan
tersebut, upaya kekuatan yang berlawanan untuk menarik pleura pada arah yang
berbeda. Terjadinya tekanan paru negative yang mengikat paru dengan kencang
pada dinding dada akan mencegah paru menjadi kolaps.Selama inspirasi, tekanan
intrapleura akan menjadi lebih negative. Pada ekspirasi, tekanan menjadi kurang
negatif.
PENGKAJIAN PADA PASIEN DENGAN WSD
a. Sirkulasi
- Taki kardi, irama
jantung tidak teratur ( aritmia )
- Suara jantung III, IV,
galop / gagal jantung sekunder
- Hipertensi / hipotensi
b. Nyeri
Subyektif :
- Nyeri dada sebelah
- Serangan sering
tiba-tiba
- Nyeri bertambah saat
bernafas dalam
- Nyeri menyebar ke
dada, badan dan perut
Obyektif
- Wajah meringis
- Perubahan tingkah laku
( pergerakan hati-hati pada daerah yang sakit, prilaku
distraksi
)
c. Respirasi
Subyektif :
- Riwayat sehabis
pembedahan dada, trauma
- Riwayat penyakit paru
kronik, peradangan, infeksi paru, tumor, biopsi paru.
- Kesulitan bernafas
- Batuk
Obyektif :
- Takipnoe
- Peningkatan kerja
nafas, penggunaan otot bantu dada, retraksi interkostal.
- Fremitus menurun pada
sisi yang abnormal
- Perkusi dada :
hipersonor
- Pada inspeksi dan
palpasi dada tidak simetris
- Pada kulit terdapat
sianosis, pucat, krepitasi subkutan daerah dada, berkeringat,
d. Rasa aman
- Riwayat fraktur /
trauma dada
- Kanker paru, riwayat
radiasi / khemotherapi
e. Integritas ego
- cemas, ketakutan,
gelisah
f. Pengetahuan
- Riwayat keluarga yang
mempunyai resiko tinggi seperti TB, Ca.
- Pengetahuan tentang
penyakit, pengobatan, perawatan.
DIAGNOSIS KEPERWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
1. Nyeri akut berhubungan
dengan tindakan insisi pemasangan WSD
DS :
- mengatakan nyeri dada
sebelah
- serangan nyeri sering
tiba-tiba
- nyeri bertambah saat
bernapas dalam
- nyeri menyebar
kedada,badan dan perut
DO :
- wajah tampak meringis
- perubahan prilaku
(pergerakan hati-hati pada daerah yang sakit, prilaku distraksi )
- Perubahan tanda-tanda
vital terutama nadi biasanya meningkat.
2. Pola napas tidak
efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru akibat
penumpukan
cairan/ udara,nyeri luka insisi, ditandai dengan
DS :
- klien mengatakan
mempunyai riwayat pembedahan dada,trauma
- Riwayat penyakit paru
kronik,peradangan paru, tumor paru,
- Mengatakan sulit
bernapas akibat nyeri
- batuk-batuk.
DO :
- Takipnea
- Peningkatan kerja
napas, penggunaan otot Bantu pernapasan,retraksi intercosta
- Perkusi dada :
Hipersonor
- Pada inspeksi dan
palpasi pergerakan dada tidak simetris
- Pada kulit terjadi
sianosis, pucat, berkeringat dan terjadi krepitasi subcutan daerah
dada.
3. Sindrome kurang
perawatan diri berhubungan dengan nyeri dan pola napas tidak efektif
akibat
pemasangan selang WSD ditandai dengan
DS :
- Klien mengungkapkan
nyeri pada saat melakukan mobilisasi
- Klien mengungkapkan
tidak dapat memenuhi ADL nya karena nyeri dan sesak
DO :
- Klien tampak membatasi
pergerakanya dan tidak mampu memenuhi ADL nya
- Pada daerah thoraks
terpasang selang WSD
4. Cemas berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan tentang tindakan WSD, ditandai
dengan
DS :
- Klien mengatakan cemas
dan takut dengan keadaanya yang terpasang selang
- Klien mengatakan tidak
mengerti tentang fungsi,cara perawatan dan semua yang berkaitan dengan tindakan
WSD
DO :
- Klien tampak cemas,
- Klien tampak gelisah
dan ketakutan.
5. Resiko infeksi
berhubungan dengan tindakan insisi / invansif akibat pemasangan
selang
WSD
ditandai dengan :
DS : -
DO :
- Terdapat luka insisi
pemasangan selang WSD pada daerah thoraks
0 comments:
Post a Comment