1.
Definisi Peningkatan Tekanan Intrakranial (PTIK)
Tekanan
intrakranial adalah tekanan dalam rongga kranial dan biasanya diukur sebagai
tekanandalam ventrikel otak (Joanna Beeckler,2006). Menurut Morton, et.
al.tahun 2005, tekanan intrakranial normal adalah 0-15 mmHg. Nilai diatas 15
mmHg dipertimbangkan sebagai hipertensi intrakranial atau peningkatan tekanan intrakranial. Tekanan intrakranial
dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu otak (sekitar 80% dari volume total),
cairan serebrospinal (sekitar 10%) dan darah (sekitar 10%). Hukum Monro-Kellie
menjelaskan tentang kemampuan regulasi otak yang berdasarkan volume yang tetap.
Selama total volume intrakranial sama, maka TIK akan konstan. Peningkatan
volume salah satu faktor harus diikuti kompensasi dengan penurunan faktor
lainnya supaya volume tetap konstan. Perubahan salah satu volume tanpa diikuti
respon kompensasi dari faktor yang lain akan menimbulkan perubahan TIK
(Morton,et.al,2005). Beberapa mekanisme kompensasi yang mungkin antara lain
cairan serebrospinaldiabsorpsi dengan lebih cepat atau arteri serebral
berkonstriksi menurunkan aliran darah otak.
Untuk
mengetahui dan memonitor tekanan intracranial, dapat digunakan metode non
invasif atau metode invasif.
Metode non
invasive meliputi (Thamburaj, Vincent, 2006) :
1) Penurunan status
neurologi klinis dipertimbangkan sebagai tanda peningkatan TIK. Bradikardi,
peningkatan tekanan pulsasi, dilatasi pupil normalnya dianggap tanda
peningkatan TIK
2) Transkranial
dopler, pemindahan membrane timpani, teknik ultra
sound“time of flight”sedang dianjurkan.Beberapa peralatan digunakan untuk
mengukur TIK melalui fontanel terbuka. Sistem serat optic digunakan ekstra
kutaneus.
3) Dengan manual
merasakan pada tepi kraniotomi atau defek tengkoak jika ada, dapat juga memberi
tanda.
Sedangkan
metode invasive meliputi (Thamburaj, Vincent, 2006) :
1) Monitoring
intraventrikular menjadi teknik yang popular, terutama pada klien dengan
ventrikulomegali.
Keuntungan tambahan adalah dapat juga
mengalirkan cairan serebrospinal.Cara ini tidak mudah dan dapat menimbulkan
perdarahan dan infeksi.
2) Sekrup dan palang
kateter
2.
Anatomi Fisiologi Otak
Susunan
saraf terdiri dari susunan saraf pusat
yang terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang (medulla spinalis) serta
susunan saraf perifer.
·
Meningen
Otak dan
medulla spinalis dilindungi oleh 3 selaput otak :
a)
Duramater atau dura (pakimenings)
Duramater
terdiri dari dua lapisan jaringan ikat padat.Lapisan yang lebih luar berfungsi
sebagai periosteum dan secara kuat melekat pada tulang.Lapisan yang lebih dalam
adalah selaput otak yang sebenarnya dan menghadap rongga subdural yang sangat
sempit.Arteri duralis dan meningealis berjalan diantara dua lapisan
ini.Arteri-arteri ini relatif besar, arteri meningealis media adalah yang
terbesar, menyebar pada seluruh bagian cembung lateral.
b)
Arakhnoid
Arakhnoid
merupakan struktur yang halus tetapi kuat, terdiri dari membran selular luar
dan lapisan jaringan ikat dalam, dimana melekat jaringan longgar trabekula yang
tipis
c)
Piamater atau pia
Piamater
terdiri dari lapisan sel mesodermal tipis seperti endotelium.Berlawanan dengan
arakhnoid, membran ini menutupi semua permukaan otak dan medulla spinalis, baik
yang terlihat maupun yang tersembunyi kecuali permukaan ventrikel.
·
Rongga subarachnoid
Rongga
leptomeningeal ini terisi oleh cairan serebrospinal yang bersirkulasi (CSS)
semua pembuluh darah dan saraf dari otak dan medulla spinalis melewati cairan
ini.Di rongga subarachnoid ini terjadi penyerapan CSS oleh granulasio
arakhnoidales.
·
Otak
Otak terdiri
dari otak besar (cerebrum), otak
kecil (cerebellum), diencephalon dan batang otak (brainstem) berupa mesensefalon, pons, dan medulla oblongata.
Otak besar (Cerebrum)
Terdapat dua
bagian otak besar yang dikenal sebagai hemisfer kiri dan hemisfer kanan.Kedua
hemisfer tersebut dihubungkan oleh sebuah commisura
yaitu corpus calosum. Masing masing
otak besar terdiri dari susunan yang disebut korteks serebri, jaringan massa
putih atau white matterdan ganglia
basalis. Bagian permukaan otak yang melekuk kedalam disebut sulkus dan sulkus
yang lebih dalam disebut fissura,
sedangkan bagian otak yang menonjol keluar disebut girus. Dengan adanya sulkus/fissura
dan girus ini maka akan memperluas permukaaan otak yang berada pada rongga
tengkorak yang sempit.
Lapisan
permukaan otak atau yang sering disebut korteks cerebri terdiri dari substansia
grissea atau massa abu-abu yang banyak mengandung badan sel, sedangkan bagian
dibawahnya yang disebut sub-korteks berwarna putih atau substansia alba,
lapisan ini banyak mengandung serabut-serabut saraf yang bermielin.
Otak besar
terdiri dari bagian-bagian besar yang disebut lobus, meliputi :
1) Lobus frontalis
Merupakan bagian otak yang terbesar
yang terletak di muka dari belakang mata sampai dengan pertengahan kepala yaitu
sulkus sentralis.Lobus frontalis mempunyai beberapa fungsi penting yaitu
pengatur motorik (gerakan), pusat bicara motoric (broka), pusat emosi, pusat
berfikir, pusat prilaku, pusat inisiatif, dan lain-lain.
2) Lobus parietalis
Berada di belakang lobus frontalis
yang dibatasi oleh sulkus sentralis.Berfungsi sebagai pusat pengelola dari
sensasi somato sensorik yang meliputi perasaan nyeri, suhu, taktil atau menilai
objek.
3) Lobus temporalis
Berada di lateral bawah yang berperan
sebagai pusat pendengaran, pengertian bahasa, memahami suara, irama music,
mengetahui posisi kanan-kiri dan sebagainya.
4) Lobus oksipitalis
Lobus oksipitalis adalah bagian otak
yang paling belakang, berada di belakang lobus parietalis dan lobus
temporalis.Peran utama lobus oksipital adalah sebagai pusat penerimaan dan
analisa penglihatan dikenal sebagai kortek calcarina dan pengenalan penglihatan
serta warna.
5) Insula
Insula atau disebut juga dengan Reil Island merupakan bagian otak yang
tertutup oleh lobus frontalis, parietalis, dan operculum temporalis, terletak tepat dibawah lekukan sulkus
sentralis, fissure lateralis, dan tepat di lateral claustrum. Insula peranannya
tak banyak diketahui, tetapi terdapat hubungan dengan sirkuit pengecapan dan
penciuman.
·
Ganglia Basalis
Merupakan
massa abu-abu yang berada pada lapisan dalam hemisfer serebri yang termasuk
kedalam sistem ekstrapiramidalis. Ganglia basalis ini terdiri dari:
1) Nucleus caudatus
2) Nucleus
lentiformis/lenticularis (putamen+Globus palidus)
3) Amygdala
·
Sistem Ventrikel
Salah satu
bagian dari fisiologi serebral yang penting adalah sistem ventrikel yang berisi
cairan likuor serebrospinalis.Sistem ventrikel terdiri dari dua ventrikel
lateralis dan ventrikel ke-3 serta ventrikel ke-4 yang tidak
berpasangan.Masing-masing ventrikel lateralis mempunyai kornu anterior, sela
media, kornu posterior serta kornu inferior atau temporal.Kedua ventrikel
tersebut dihubungkan dengan ventrikel ketiga oleh foramen Monroe atau foramen
interventrikularis.Akuaduktus sylvii menghubungkan ventrikel ke-3 dan ventrikel
ke-4. Ventrikel ke-4 berhubungan dengan rongga subarachnoid melalui 3 foramina:
2 foramen luscha dan 1 foramen magendie. Cairan serebrospinalis yang berjumlah
total 150 cc diproduksi secara kontinyu sebanyak 20 cc/jam pleksus koroideus
yang terletak di ventrikel lateralis dan ventrikel ke-3, dan diresorbsi oleh
granulasio arkhnoidalis yang terletak di rongga subarachnoid.Cairan ini
berfungsi sebagai salah satu pelindung otak, memberikan suplai zat nutrisi ke
otak dan lain sebagainya.Cairan ini diproduksi secara kontinyudi pleksus
koroideus yang berada di ventrikel lateralis dan ventrikel ke-3.
·
Sistem sirkulasi dari
serebrum
Darah
dialirkan ke otak oleh dua pasang arteri: arteri karotis interna dan arteri
vertebralis. Keempat pemberi makan ini bebas satu sama lain sampai semua
memasuki kranium dan menjadi saling berhubungan melalui sistem anastomosis,
yaitu sirkulus arteri willisi dan arteri basilaris. Arteri karotis interna
kanan dan kiri akan masuk rongga tengkorak dan sebelum berlanjut menjadi arteri
serebri media bercabang menjadi arteri serebri anterior, kemudian arteri karotis
anterior yang saling beranastomosis melalui arteri komunikans anterior.
Sedangkan arteri cerebri media akan beranastomosis dengan arteri cerebri
posterior yang berasal dari percabangan arteri basilaris melalui arteri
komunikas posterior. Arteri vertebralis bersatu membentuk arteri basilaris yang
bercabang kanan dan kiri yang berguna memvaskularisasi batang otak dan
serebelum (otak kecil).Sedangkan pada aliran darah balik (vena) melalui sistem
vena sentral terdiri atas aliran vena serebral eksternal atau superfisial dan
aliran vena serebral interna atau profunda.Kedua vena ini mengalirkan darah
kedalam sinus venosus.Dari sinus venosus melalui vena emisries darah balik ini
diteruskan ke vena ekstra kranial.
3.
Patofisiologi Peningkatan Tekanan Intrakranial (PTIK)
Tekanan
intrakranial (TIK) adalah tekanan yang diakibatkan oleh adanya cairan
serebrospinal dalam ventrikel otak.Secara umum istilah TIK adalah fenomena
dinamik yang berfluktuasi sebagai respon dari berbagai faktorpenyebab. Dalam
keadaan normal TIK antara 0-10 mmHg, bila diukur dengan alat pengukur yang
dipasang setinggi foramen monro dalam posisi berbaring. Meninggikan posisi
kepala atau berdiri akan menurunkan TIK, sedangkan batuk, bersin, atau mengedan
akan meningkatkan TIK. Dua hal yang berperan dalam menjaga metabolisme otak
agar berjalan normal adalah kecukupan oksigen dan kecukupan sumber energi yaitu
glukosa.
Dalam
keadaan normal rongga tengkorak dewasa merupakan suatu ruang yang dalam keadaan
normal memiliki tekanan yang konstan. Terdapat 3 komponen yang menentukan
tekanan intrakranial yaitu parenkim otak, cairan serebrospinal, dan darah yang
berada di pembuluh darah. Penambahan salah satu dari ketiga komponen tersebut
pada tahap awal akan dikompensasi oleh 2 komponen yang lain. Misalnya, pada
edema serebri akan dikompensasi dengan pengurangan cairan serebrospinal melalui
pengurangan produksi, percepatan absorpsi, atau mekanisme pintas atau dengan
pengurangan jumlah darah yang beredar dengan vasokonstriksi pembuluh darah
serebral. Pada penambahan volume rongga tengkorak tahap lanjut tentunya
mekanisme ini tidak mampu lagi melakukan kompensasi sehingga tekanan intrakranial
akan meningkat dalam waktu yang cepat.
Secara
klinik ada dua kondisi yang dapat
menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial, yaitu:
A. Udema Serebral
Secara umum udem serebral diartikan
sebagai penimbunan abnormal air atau cairan lain di intra seluler, ekstra
seluler, atau keduanya. Akibat udem menyebabkan peningkatan volume jaringan
otak. Udem dapat bersifat local atau difus. Udem otak dapat menyebabkan keadaan
berbahaya, karena cairan tersebut akan menekan jaringan otak yang berdampak pada kelainan neurologic. Bila udem bertambah
hebat, kematian terjadi karena herniasi transtentorial yang menyebabkan
penekanan dan iskemik batang otak. Udem serebri terbagi atas edema vasogenik,
edema sitotoksik, dan edema
interstisial.
·
Udem vasogenik (ekstraseluler)
Udem
vasogenik merupakan udem yang paling sering terjadi, terutama di masa putih
otak (substansia alba). Patofisiologinya adalah akibat rusaknya sawar darah
otak yang menyebabkan kebocoran plasma kedalam jaringan darah otak.Penyebab paling
sering adalah tumor otak, cedera serebral, abses serebral, serta infark atau
perdarahan otak.
·
Udem sitotoksik
(Intraseluler)
Peningkatan
cairan di intraseluler, terutama di massa kelabu otak. Akibat masuknya cairan
kedalam sel berdampak toksik pada sel dan mengganggu fungsi sel tersebut.Keadaan
ini sering dihubungkan dengan hipoksia atau henti jantiung akut.Sel neuron
memerlukan energi untuk beraktifitas, terutama oksigen.Dalam keadaan udem terjadi
suasana anaerob sehingga energi yang dihasilkan hanya sedikit dengan asam
laktat yang meningkat.Peningkatan jumlah asam laktat dapat menyebabkan kematian
sel otak.Penyebabnya adalah hipoksia serebral, keadaan henti jantung, kondisi
hipo osmolaritas atau SIADH, hiponatremi, atau meningitis purulenta.
·
Udem interstisial
Pada
udem jenis ini terjadi perpindahan cairan serebrospinal ke dinding ventrikel
sehingga terjadi peningkatan kadar natrium dan air didalam periventrikuler.
Kondisi ini sering dikaitkan dengan hidrosefalus.
B. Hidrocephalus
Hidrosefalus adalah keadaan dimana
terjadi dilatasi progresif ventrikel otak akibat produksi cairan serebrospinal berlebih
atau penyerapannya terganggu.Hidrosefalus lebih merupakan sindrom klinis
daripada suatu istilah penyakit.Hidrosefalus terbagi atas communicating(tanpa sumbatan pada system ventrikel) dan Non-Communicating (terjadi sumbatan pada
system ventrikel, terjadi gangguan pada penyerapan).
4.
0 comments:
Post a Comment