Website ini berisi tentang Informasi Kesehatan seperti: Keperawatan, Kebidanan, Kedokteran, Rumah Sakit, Lowongan kerja, Penyakit, Obat, Jurnal, Askep, Makalah, SOP / Protap, Tips & cara, CPNS dan lain sebagainya.

Wednesday, 28 October 2015

DARI PETANI MENJADI PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) - MOTIVASI

BAHAGIA DAN SUKSES ITU MILIK SEMUA ORANG - Ada beberapa orang yang meraih kesuksesan dengan jalan yang begitu mudah, namun tidak sedikit pula yang meraihnya dengan penuh perjuangan dan berbagai rintangan. Sedikit tulisan motivasi ini mungkin dapat menggugah anda para pemuda bangsa, pelajar, mahasiswa, para orang tua, atau siapapun anda yang ingin mengubah hidup anda untuk hidup yang lebih baik. InsyaAlloh ini kisah hidup saya sendiri. Semoga bisa memotivasi para pembaca semua..

Lahir di keluarga petani yang serba kekurangan, pas-pasan, sederhana bukan sebagai penghambat saya untuk maju. Ingat sekali kala itu saya masih duduk dibangku Taman Kanak-kanak, ketika itu saya ada tugas menggambar, saya hobi sekali menggambar memang saat itu, dan saya pun minta pinsil warna dan spidol kepada orang tua saya, sampai menangis, bahkan merengek-rengekpun tidak jua orang tua membelikannya untuk saya, namun teramat sulitnya perekonomian keluarga saya saat itu, jangankan dibelikan pensil warna ataupun spidol warna buat bayar uang sekolah saja kami kesusahan. Apa boleh buat peralatan mewarnai alamipun jadi alat pewarna saya, seperti kunyi, pensil dan ballpoin jadi pelengkap gambar saya.


Kala Sekolah Dasar, teman-teman bisa memakai baju seragam baru setiap tahun, bagaimana dengan saya? Sayapun sama memakai baju seragam baru, tapi itu di Kelas 1 saja, selebihnya saya memakai baju bekas kakak saya dan pemeberian seragam bekas dari guru dan saudara saya, Alhamdulillah.. Masa anak-anak mungkin menjadi masa yang paling indah bagi kita semua, minta apapun pasti orang tua membelikannya untuk kita, tapi itu tidak berlaku untuk saya yang sebagai seorang anak petani. Pulang sekolah saya juga sama dengan seperti anak-anak yang lain, main sewajarnya, tapi setelah itu pekerjaan saya dirumah sudah menumpuk, mulai, menyapu, mencuci piring, dan memasak setelah itu maghrib harus ke masjid. Saya sudah bisa memasak nasi, sayur, menggoreng dll mulai dari kelas 3 SD. Sungguh bukan keadaan yang diinginkan setiap orang kala itu. 


Saat yang paling menyedihkan kala itu adalah ketika istirahat sekolah saya melihat teman-teman bisa jajan setiap hari, sedangkan aku? kalo ada makanan dari rumah ya saya bawa, tapi kalo tidak ada ya cukup dengan menelan ludah melihat teman-teman membeli jajan dan menyingkirlah saya ke perpustakaan. hal seperti itu saya alami sampai masa SMA saya. Hal yang paling menyenangkan bagi saya adalah ketika ada saudara dari jauh mudik, pasti mereka memberikan uang pada saya, nah itulah yang saya gunakan untuk jajan dan menabung. Pulang sekolah hal yang paling enak dilakukan adalah tidur siang lalu main, tapi itu sama sekali tidak berlaku untuk saya, Pulang sekolah makan, setelah itu ya pergi ke sawah, membantu orang tua disawah. Terlebih kalo sedang libur kuliah di masa panen padi tiba, mungkin hampir setiap hari saya diajak orang tua ikut kesawah untuk ikut "derep" atau bahasa lainnya bekerja disawah orang lain. Panas matahari dan hujan sudah saya alami sejak saya SD, mulai dari menanam padi, menjemur padi, memanen padi, sayuran, memanen padi orang mencari keong untuk makan bebek, dan lain sebagainya. 


Meskipun terasa berat tetapi saya selalu menjalani semua pekerjaan itu dengan ikhlas. Dalam hati saya setiap hari selalu saya tanamkan bahwa saya tidak mau seperti orang tua saya hanya sebagai petani, saya harus menjadi orang yang lebih sukses dari orang tua saya. Berkat kegigihan orang tua yang hampir setiap hari banting tulang disawah hutang sini hutang sana untuk membeli sawah, dan Alhamdulillah mendapat bantuan sawah dari adik ayah saya sehingga saat ini banyak yang bilang ortu saya adalah petani yang kaya dan sukses. Alhamdulillha.. dulu kita masih ikut kerja di saawah orang lain, sekarang kita bisa mengerjakan orang disawah kita, bisa menambah jumlah sawahnya dan alhamdulillah bisa mengkuliahkan saya. Orang tua saya memang bukan orang yang berpendidikan, akan tetapi untuk pendidikan anaknya dia selalu kedepankan. Hanya saja sangat disayangkan hanya saya yang berhasil sampai kuliah, kaka saya yang pertama lulus SMK, kemudian kakak saya yang kedua hanya lulus SMP, dan kakak yang ketiga hanya lulus SMA. untuk kakak saya pertama dan kedua memang karena perekonomian masih sangat sulit, jadi hanya lulus SMK dan SMP, tapi untuk kakak saya yang ketiga sebenarnya sudah ditawarkan untuk kuliah, tapi dianya yang tidak mau dan memilih untuk bekerja saja. Nah, satu-satunya harapan orang tua saya ya hanyalah saya, orang tua mulai memikirkan pendidikan nya untuk saya, tapi sayapun yang mendaftar sekolah sendiri bahkan untuk mendaftar kulaihpun sendiri.


Sejak saat saya masuk kuliah nama orang tua mulai terangkat, sebab bisa menguliahkan anaknya, maklumlah orang desa, bisa mengkuliahkan anaknya itu boleh dibilang sudah menjadi hal yang sangat istimewa. Tapi jangn anda pikir sudah kuliah saya tidak kesawah, sudah kuliahpun ketika saya libur saya pulang dan tetap kesawah.Masih melakukan rutinitas yang sama.Biarpun mempekerjakan oran lain kita juga harus tetap ikut disawah, biar hemat kata ortu saya. Nah dari situlah saya mulai belajar hemat dan sederhana untuk hidup saya. Orang tua adalah contoh terbaik saya yang patut saya kagumi sampai saat ini. 


Setelah lulus kuliah tahun 2011 jangan harap bisa langsung bekerja di rumah sakit besar yang gajinya banyak, medaftar rumah sakit kesil, klinik bahkan puskesmaspun sangat susah, beberapa kali memasukkan lamaran tapi tidak ada hasil. Kemudian saya diajak teman saya untuk ikut bekerja di klinik tempat omnya bekerja, Alhamdulillah saat itu saya sudah menerima gaji saya untuk pertama kalinya. Dan gaji pertama saya itu seluruhnya saya serahkan kepada ibu saya yang telah sangat berjasa utnuk saya. Setelah itu say juga sambil melamar di beberapa rumah sakit dan alhamdulillah rezeki dan berkah datang begitu deras bagai hujan, hampir saya diterima di 5 rumah sakit sekaligus, beberapa saya sampai sempat bekerja disana, beberpa saya abaikan.. Baru 6 bulan bekerja di rumah sakit umum daerah ada tes seleksi CPNS dan sayapun mencoba iktu melamarnya seperti teman-teman yang lain, saya ikut tes, kala itu dijakarta, dan Alhamdulillah seperti tidak menyangka saya diterima sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kementerian Kesehatan. Tidak nyangka memang. Tapi begitulah takdir.. Alhamdulillahirobbil'alamin..


Jadi intinya, untuk menjadi sukses itu tidak harus diawali oleh keluarga yang kaya dan berkecukupan. Sukses itu milik siapa saja. Siapapun, dari manapun, semuanya boleh dan berhak meraihnya. Bagi anda yang dari keluarga serba berkecukupan bersyukurlah karena banyak yang tidak seberuntung anda. Bagi anda yang berasal dari keluarga pas-pasan tetap semangatlah lebih rajin dan giatlah dalam berusaha dan berdoa, karena bahagia dan sukses itu milik semua orang.


Semangatlah.. raih suksesmu..  semoga kisah ini bisa menjadi motivasi bagi teman-teman semua..

DARI PETANI MENJADI PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) - MOTIVASI Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Warsono

0 comments:

Post a Comment